Pages

Kamis, 13 Oktober 2011

Bill Gates, Sang Genius Miliarder


Kisah Hidup Bill Gates, Sang Genius Miliarder

Lahir di Seattle,Washington, Amerika Serikat, 28 Oktober 1955.Lahir dari pasangan William H. Gates, Sr. dan Mary Maxwell Gates.Diterima di Harvard Sebelum Lulus SMU, Bill dan kawan-kawan kemudian disewa oleh Computer Center Corporation yang mereka sebut C-Cubes untuk mencari kelemahan program-program mereka.Sebagai balas jasa, mereka diizinkan menggunakan sistem komputer C-Cubes secara cuma-cuma pada akhir minggu atau malam hari.ini sungguh pucuk dicinta ulam tiba. Di C-Cubes, Bill tidak cuma membangun reputasi sebagai ahli menjebol sistem keamanan komputer. Dengan cara ini, ilmu Bill dan kawan-kawan semakin terasah tanpa harus mengeluarkan biaya lagi.

Saking tergila-gilanya, Bill terus-menerus bergadang dan lupa segala urusan sehingga membuat orang tuanya khawatir.Mereka sempat menyuruhnya putus hubungan selama 9 bulan dengan komputer.“Saya mencoba jadi anak normal,” kata Bill.Walaupun tampak nyentrik, Bill sebenarnya remaja normal, bagi yang kenal dekat. Bedanya, ia kaya dan sudah pintar cari duit sejak kecil. Ketika baru berusia 16 tahun, ia sudah bisa membeli mobil Mustang merah baru. Dengan mobil bergaya itu, ia dan gengnya suka membolos pada jam pelajaran untuk kebut-kebutan sampai berjam-jam. Ia juga gemar menonton bioskop, jajan hamburger, main pinball, bermain ski air, bahkan berlayang gantung.

Toh ia tetap berbeda. Di kelas 11 (setara dengan SMU kelas 2), Bill berkata kepada Paul Carison, teman main yang nantinya menjadi salah seorang dan tiga pemrogram pertama Microsoft ia bakal menjadi Jutawan pada usia 30 tahun.

Bahwa komputer sungguh mengucurkan uang pertama kali dirasakan oleh Bill, ketika ia dihubungi oleh perusahaan raksasa ternama untuk bidang pertahanan, TRW .Nama Bill Gates dan Paul Allen rupanya terlacak oleh TRW sebagaj dua orang ahli debugging (Bug adalah istilah untuk kesalahan dalam perangkat lunak). Mereka menyewa jasa kedua bocah ini untuk melacak sekalian menyembuhkan berbagai “penyakit” dalam perangkat lunak komputer mereka.

Demikianlah, kecil-kecil keduanya sudah digaji sebagai “dokter” perangkat lunak. Bill mendapat izin cuti dari Lakeside selama semester kedua dan 3 Semester terakhirnya di sana untuk bekerja di Vancouver, Kanada, yang cuma 2 jam jauhnya dari Seattle. Di sana pula iapertama kalinya belajar menjadi pemrogram komputer yang serius. Allen pun, yang masa itu sudah kuliah di University of Washington di Pullman, ikut cuti kuliah.

Musim semi 1973, Bill diterima di Harvard untuk periode musim gugur yang masih 1/2 tahun lagi. Tetapi, ia harus pulang dulu ke Seattle untuk mengambil semester terakhirnya di SMU yang diselesaikannya dengan gampang. Kepada Bill Hucks, teman sekelasnya, sehabis bermain squash yang dimenangkan Bill, ia berkata, “Saya akan mencetak 1 juta saya yang pertama pada usia 25 tahun.” Itu dikatakannya dengan nada biasa-biasa saja, seperti mengatakan ia besok akan pergi ke luar kota.

Universitas yang didirikan pada tahun 1636 ini amat kompetitif dan sudah menelurkan banyak orang top. Namun, Bill sendiri masuk ke sana tanpa tujuan jelas. Orang tuanya hanya menekankan ia harus bersekolah secara urut, dari S1 dulu, baru S2, seperti orang “normal” lainnya. Namun ketika mendaftar, Bill sudah memperoleh izin dan universitas untuk mengambil mata kuliah tingkat S1 dan S2 sekaligus.Izin semacam ini memang biasa untuk mahasiswa yang dinilai amat berbakat. Untuk bidang Utama, ia memilih hukum, walaupun tidak ingin menjadi pengacara.

Sikap belajarnya sama saja seperti ketika di Lakeside: kerja keras pada bidang kesukanya, santai-Santai pada bidang yangtidak disukai. Tapi, berhubung ia begitucerdas, hasilnya tetap saja bagus. Misalnya saja dalam mata kuliah sastra Yunani di tingkat 1, ia tertidur dalam ujian, tapi tetap berhasil memperoleh nilai B.Bahwa ia sampai tertidur di kelas tidak mengherankan karena Bill mempunyai kebiasaan tidur yang amat aneh. “Ia melek sampai 36 jam atau lebih, kemudian tidur selama 10 jam, bangun, membeli piza, lalu bekerja lagi, walaupun pada pukul 03.00,” demikian cerita Sam Znaimer, salah seorang teman sekamarnya.

Boleh dikata Bill menganut pola hidup yang amburadul.Ia tidak pernah memerlukan seprai. Begitu tertidur sambil menutup kepala dengan selimut, ia akan terlelap, tidak peduli pukul berapa atau betapapun bisingnya. Ya, tidur pun ia lakukan dengan intens.

Namun jelas, sebagian besar energinya dikeluarkan untuk komputer. Ketika masih di tingkat 1 , berminggu-mingg ia habiskan untuk merancang program permainan baseball. Bahkan dalam tidur pun, ia bermimpi tentang komputer. Kawan-kawannya pernah mendengar Bill mengigau pada pukul 03.00, “Satu koma, satu koma, . .”

Bill barangkali agak pongah dalam hal kemampuan intelektualnya tapi dalam pergaulan sosial, ia tidak berpretensi apa-apa Walaupun ia punya latar belakang keluarga terpandang dengan kakek yang biasa bergaul dengan gubernur, Ia tetap saja makan dan bekerja seperti teman-temannya Dalam soal wanita dan seks, ia malah agak “terbelakang”. Walaupun Sering main pinball dan menonton bioskop bersama, kawan-kawan tak penah ingat ia mengejar-ngejar wanita.

Namun, ia punya pengalaman lain yang belum dimiliki kawan-kawan mahasiswanya. Ia sudah mempunyai perusahaan sendiri. Traf-O-Data, perusahaan yang ia dirikan bersama Paul Allen ketika masih di SMU. Salah satu proyek pertama mereka dulu adalah menyusun program komputer untuk memperkirakan kepadatan lalu lintas.Jasa ini mereka jual kepada pemerintah daerah untuk pengaturan lampu lalu lintas.Untuk perusahaannya inilah, kawan.kawan sekamarnya di Harvard terkadang menyaksikannya asyik mengisi daftar isian wajib pajak dan sebagainya.Hal- hal yang bagi anak-anak sebayanya amat memusingkan, dan biasanya masih menjadi tugas para ayah.

Tetapi, riwayat Traf-O-Data tamat begitu pemerintah federal menyatakan akan membantu pemda menganalisis kepadatan lalu lintas secara gratis. Saat itu pun Paul Allen sudah lama gelisah ingin terjun ke dunia “persilatan” bisnis. Berulang-ulang Allen mengajak Bill mendirikan perusahaan komputer.

Suatu malam yang dingin di bulan Desember 1974, Allen melihat majalah kesukaannya sejak kecil, Popular Electronics edisi Januari 1975. Di sampulnya terpampang Altair 8080, sebuah mesin, dengan judul berteriak, “Mikrokomputer Kit pertama di dunia yang dapat menyaingi model-model komersial” .Allen bergegas ke tempat Bill dan menunjukkan majalah itu.“ Inilah kesempatan kita Untuk melakukan sesuatu dengan BASIC,” katanya.

Bill yang ketika itu sedang getol-getolnya bermain poker, di samping komputer, mau tidak mau menyetujui. Inilah saatnya mukjizat komputer akan terjadi. Perkembangannya sebentar lagi akan meledak, dan bila terlambat mengantisipasi, mereka akan terlambat

Walaupun Altair 8080 mempunyai memory kira-kira hanya cukup untuk satu alinea kalimat, mesin kecil yang dapat dirakit sendiri ini jembatan pertama masyarakat awam ke dunia komputer.

BASIC Pertama untuk Mikrokomputer

Kepada pembuat Altair 8080, Ed Roberts, Bill, dan I Allen menawarkan program BASIC yang dapat bekerja pada chip yang mereka gunakan, Intel 8080. (Kenyataannya, program itu masih ada dalam angan-angan mereka saja). Plus tawaran hak penjualan program bersama Altair dengan bayaran royalti . Roberts sendiri sudah menerima sekitar 50 tawaran sejenis sehingga dengan skeptis ia menjawab, siapa cepat, dia dapat..

Selama 8 minggu mereka pontang-panting siang malam untuk mengerjakan sesuatu yang telah membuat para ahli di Intel angkat tangan.Bill serta merta membolos kuliah dan berhenti main poker.Karena di seluruh dunia mesin Altair 8080 satu-satunya cuma ada di tangan Roberts, di New Mexico, kedua jagoan kita itu harus berjuang untuk menciptakan tiruannya.Allen sibuk dengan perangkat keras, mengotak-atik PDP 10 di universitas supaya dapat meniru mesin Altair milik Roberts.Panduannya hanyalah buku manual tentang mesin itu.

Sementara itu, Bill harus membuat program yang amat ringkas sehingga kapasitas memori Altair yang hanya 4K itu masih tersisa untuk menjalankan program. Belakangan ia mengomentari hasil karyanya itu, “Program paling hebat yang pernah saya buat.”ltulah bahasa BASIC pertama untuk mikrokomputer. Dengan demikian, mereka telah menentukan standar bagi penulisan perangkat lunak bagi mikrokomputer.Sayang, Monte Davidoff yang juga turut membantu mereka, hampir tidak pernah disebut-sebut atau diceritakan oleh Bill sebagai salah seorang penyusun BASIC pertama bagi mikrokomputer.

Ketika Bill menyelesaikan tingkat duanya di Harvard, ia pindah ke Albuquerque, New Mexico, bergabung dengan Allen yang sudah lebih dulu bersarang di sana untuk bekerja sama dengan Ed Roberts.Microsoft (singkatan dan Micro computer software) sendiri lahir dalam musim panas 1975 dengan pembagian saham 60/40 untuk Bill karena Bill lebih banyak menyumbang dalam awal penulisan BASIC.Walaupun ia sendiri sudah kaya dan orang tua dan kakeknya, Bill berusaha tidak membiayai usaha dari hartanya itu. Dengan cara konservatif, ia menjalankan Microsoft. Berarti tidak ada pengeluaran yang tidak perlu.Kantornya pun berpindah-pindah di hotel, sampai akhirnya menetap di apartemen sederhana.

Walaupun umumnya Bill diakui sebagai bapak dari BASIC Microsoft yang kini telah menjadi standar industri dan menjadi fondasi dan perusahaan perangkat lunaknya, ada orang-orang tertentu di dalam industri perangkat lunak yang berpendapat Allen seharusnya lebih dihargai karena BASIC yang lahir dan tangan Bill adalah untuk versi 4K.Untuk mencapai bentuk BASIC seperti yang dikenal sekarang Paul Allen lebih banyak peranannya.

Melalui penjualan ALTAIR ke seluruh AS, BASIC yang diciptakan Bill danAllen selama 8 minggu di Harvard, setahun kemudian sudah menyebar ke mana-mana. Bill sempat marah-marah lewat surat terbuka kepada para penggemar komputer yang “dengan semena-mena” mengkopi BAS1C-nya tanpa membayar. Padahal, berkat mereka BASIC Microsoft cepat menjadi standar industri mikrokomputer yang baru menggeliat bangun itu. Perusahaan-perusahaan lain yang belakangan ingin ikut terjun ke bisnis mikrokomputer, berdatangan ke Albuquerque dengan saku penuh uang untuk meneken kerja sama dengan Microsoft. Mereka membutuhkan BASICMicrosoft.Sementara itu, para pemrogram muda yang direkrut Bill dan Allen pada tahun 1976 terkenal sebagai Microkids.Anak-anak SMU atau mahasiswa ini “penderita” insomnia, ber-IQ tinggi dan tergila-gila pada komputer. Baru Januari 1977, pada usia

21 tahun Bill memutuskan keluar dan Harvard. Bagi orang yang visinya telah melompat beberapa decade ke depan, bangku sekolah terasa tidak relevan lagi.

Bill adalah salah satu orang pertama yang mempunyai konsep jelas tentang masa depan komputer yang bakal ada di mana-mana, di rumah atau di kantor dan bagaimana suatu hari buku dan kertas pun bakal minggir. Sementara itu, kedua orang tua Bill Sungguh - sungguh kesal menerima keputusan anaknya. Sampai kini pun Harvard masih menganggap Bill Gates sekadar cuti saja.

Sumber:

- www.kompasiana.com

0 comments:

Posting Komentar